Thursday, November 28, 2019

akupuntur vs botox

Akupuntur Wajah Lebih Aman dari Botox

Aprilia Safitri, CNN Indonesia
Senin, 12/03/2018 08:58
Akupuntur Wajah Lebih Aman dari Botox
Teknik akupuntur di wajah dapat membuat kulit tampak lebih muda (Foto: CNN)

Jakarta, CNN Indonesia -- Teknik akupuntur menggunakan jarum telah lama dikenal oleh masyarakat sejak berabad-abad yang lalu di negeri Tiongkok. Akupuntur dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit pada manusia mulai dari sakit punggung, sakit kepala atau bahkan masalah pada perut.

Biasanya jarum yang digunakan ditusuk ke beberapa titik tubuh, untuk menstimulasi otot atau saraf tertentu. Namun, belakangan teknik tersebut mulai digunakan untuk perawatan wajah.

Dilansir dari Healthline, ahli akupuntur dan pendiri Klinik Peremajaan Holistik SKN, Amanda Beisel mengatakan teknik akupuntur pada wajah justru terbukti lebih aman dibandingkan operasi atau botox. "Akupuntur bekerja secara internal dan alami untuk mengoptimalkan kesehatan sekaligus menunjang penampilan kulit," katanya.


Dengan teknik akupuntur pada wajah dapat membuat kulit tampak lebih muda, lebih halus dan lebih terlihat sehat.


Aman jika tekniknya benar


Akupuntur tidak boleh dilakukan satu bagian saja, terutama untuk wajah. Beisel menganjurkan, jika hendak melakukan akupuntur pada wajah sebaiknya lakukan terlebih dahulu pada seluruh tubuh.

"Kalau hanya memasang jarum pada wajah saja jutsru dapat mengakibatkan kemacetan pada aliran darah. Pasien dapat mengalami sakit kepala dan kulit yang makin terlihat kusam," jelasnya. Lain hal jika teknik ini dimulai dari tubuh terlebih dahulu, justru dapat membuat energi di dalam tubuh mengalir lancar dan dapat membantu meunjang akupuntur pada wajah.

Ahli akupuntur akan menusukan jarum kecil sebanyak 40-70 jarum tanpa pasien merasa sakit sedikitpun. Setelah jarum menusuk kulit, maka jarum akan menciptakan luka pada pembuluh darah yang disebut mikrotraum positif. Bila tubuh merasakan luka ini, maka tubuh secara otomatis akan melakukan proses regenerasi dan perbaikan jaringan yang rusak.

Tusukan jarum tersebut juga akan merangsang sistem limfatik dan peredaran darah, sehingga oksigen dan nutrisi akan mengalir ke lapisan kulit. Proses ini akan membuat kulit tampak lebih bercahaya, merangsang produksi kolagen, memperbaiki elastisitas kulit serta meminimalisir garis-garis halus dan keriput.

Hasilnya tidak instan


Menurut Beisel, manfaat utama yang di dapat usai melakukan teknik ini adalah kulit yang cerah. "Seolah kulitnya terbangun dari tidur nyenyak. Sebab, darah segar dan oksigen mengalir lancar ke bagian wajah dan menghidupkannya kembali," katanya.

Tapi tidak seperti botox, hasil yang di dapat dari akupuntur wajah tidak bisa instan. Bahkan butuh waktu berminggu-minggu untuk menikmati hasilnya.

"Fokus utama dari teknik ini adalah untuk menciptakan perubahan dalam jangka panjang pada kesehatan kulit dan tubuh. Teknik akupuntur secara psikologis juga bisa mengurangi kecemasan dan ketegangan saat menghadapi sesuatu," tambah Beisel.

Ia juga menyarankan agar melakukan teknik akupuntur wajah dan tubuh dalam 10 kali perawatan minimal satu minggu sekali untuk mendapatkan hasil yang optimal. Setelahnya, pasien baru dirujuk pada tahap perawatan setiap empat hingga delapan minggu sekali.

Namun, jika hal tersebut sulit dilakukan karena membutuhkan banyak waktu Beisel juga menyarankan cara lain untuk tetap membantu merawat kulit dengan diet seimbang dan menjaga asupan makanan.

"Penting untuk menghindari gula, alkohol, dan makanan olahan. Usahakan agar kulit terhidrasi dengan baik agar tetap sehat dan optimal," jelasnya.

Efek samping dari akupuntur


Kemungkinan tubuh pasien akan mengalami memar setelah melakukan teknik perawatan akupuntur. Namun, Beisel mengungkapkan hanya sekitar 20 persen orang yang mengalami hal tersebut. Jika pasien mengalami memar pun akan sembuh dengan cepat.

Untuk menghindari memar, pasien yang hendak akupuntur harus dalam keadaan sehat agar kemampuan penyembuhannya berjalan maksimal. Oleh karenanya, orang dengan gangguan perdarahan atau diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol sebaiknya tidak menjalankan pengobatan ini.
 (aps)

Sunday, October 6, 2019

Slimming akupuntur

Lebih Langsing dengan Akupunktur Telinga?

Penulis: Unoviana Kartika

KOMPAS.com — Bila usaha menurunkan berat badan Anda tidak kunjung membuahkan hasil yang diinginkan, mungkin Anda bisa mencoba metode akupunktur telinga. Menurut studi baru asal Kyung Hee University di Seoul, Korea, metode tersebut dapat membantu orang dengan kelebihan berat badan untuk menurunkannya dalam waktu delapan minggu.

Akupunktur telinga merupakan metode yang dilakukan dengan cara menusuk jarum sedalam 2 mm di lima titik luar telinga. "Cara itu efektif untuk mengurangi lingkar pinggang karena dapat menekan nafsu makan," ujar ketua studi Sabina Lim dari departemen meridian dan akupunktur di Basic Korean Medical Science Kyung Hee University.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal Acupunture in Medicine ini melibatkan 91 peserta yang mengalami kegemukan. Secara acak, peneliti membagi mereka menjadi dua kelompok. Mereka memiliki pola makan yang sama, tetapi satu kelompok menjalani akupunktur telinga, sementara yang lain tidak.

Kelompok yang menjalani akupunktur telinga mengalami penurunan indeks massa tubuh hingga enam persen. Selain itu, kelompok itu juga mengalami penurunan kadar lemak dan memiliki pinggang lebih langsing dibandingkan kelompok lainnya.

Sementara itu, kelompok yang lain diketahui menyerah mengikuti studi lantaran sulit bagi mereka untuk mengendalikan nafsu makan saat asupan dibatasi. Mereka menyerah sebelum studi mencapai minggu kedelapan.

Akupunktur telinga yang dikenal sebagai terapi akupunktur auricular awalnya digunakan oleh dokter Paul Nogier di Perancis pada tahun 1956 untuk menyembuhkan nyeri punggung. Metode tersebut didasari oleh fakta bahwa telinga yang "mewakili" seluruh bagian tubuh.

Di Inggris, akupunktur berasal dari terapi tradisional di China dengan menggunakan jarum yang ditusuk ke bagian tubuh tertentu untuk meningkatkan energi dalam tubuh. Proses tersebut sebenarnya merupakan stimulasi elektro untuk meningkatkan sekresi endorfin, pereda nyeri alami tubuh.

Studi sebelumnya menunjukkan, metode akupunktur telinga dapat meningkatkan laju metabolisme, mengubah hormon, dan menekan nafsu makan dengan merangsang sekresi pereda nyeri alami.


©2019 PT. Kompas Cyber Media


Insomnia

Insomnia? Terapi Akupunktur Bisa Bantu Mengatasinya

Minggu, 6 Oktober 2019 | 12:05 WIB

KOMPAS.com - Gangguan tidur seperti insomnia banyak dialami masyarakat. Padahal dalam sehari dibutuhkan tidur selama delapan jam untuk menjaga kebugaran tubuh.

Meski tidur menjadi kebutuhan harian tubuh, nyatanya bagi sebagian orang, tidur terutama pada malam hari bahkan bukanlah hal yang mudah dilakukan. Terutama bagi orang yang lanjut usia (geriatri).

Menurut Diagnostic and Statically Manual of Mental Disorder, yang dimaksud insomnia adalah ketidakpuasan atas kualitas atau kuantitas tidur yang berhubungan dengan satu atau lebih gejala.

Seperti dilansir dari HealthFirst, Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), gejala insomnia antara lain sulit untuk memulai tidur, sulit mempertahankan tidur atau sering terbangun, mudah terbangun pada dini hari, lalu sulit untuk kembali tidur.

Namun, dikatakan oleh dokter spesialis akupunktur klinik RSPI, dr Dwi Rachma Helianti, SpAk, bahwa yang sering ditekankan pada kasus insomnia adalah rasa ketidakpuasan dalam tidur.

"Ketidakpuasan itu bukanlah pada durasi atau lamanya bisa tertidur atau tidak, melainkan lebih kepada hal yang terjadi di luar kendali orang tersebut," kata Dwi.

Jika dibiarkan terjadi dalam jangka panjang, insomnia dapat menimbulkan berbagai dampak negatif.
1. Menurunkan ambang nyeri.
2. Meningkatkan rangsang simpatis (pasien selalu dalam kondisi sigap).
3. Meningkatkan tekanan darah.
4. Depresi, walau tidak selalu terjadi.

Penyebab insomnia

Faktor penyebab gangguan tidur atau insomnia pada orang lanjut usia biasanya karena faktor hormonal dan psikologis.

Pada tubuh manusia terdapat hormon yang disebut melatonin. Hormon ini diproduksi di otak dan berfungsi untuk menimbulkan rasa kantuk, lalu tertidur.

Jumlah hormon pada tubuh setiap orang tidaklah sama. Volume hormon ini tertinggi pada usia bayi, lalu berkurang seiring dengan bertambahnya usia.

"Dan pada manula atau usia lanjut, jumlah hormon ini jadi sangat berkurang sehingga menimbulkan efek sulit merasa kantuk," ujar Dwi.

Faktor psikologis juga bisa menjadi penyebab insomnia ini. Seperti depresi, kejadian yang tidak menyenangkan, atau beban pikiran lainnya.

"Orang lanjut usia sangat sensitif. Kejadian kecil yang dialami dapat memberikan beragam efek, termasuk insomnia. Nah, insomnia yang terjadi karena faktor psikologis memerlukan penanganan psikolog atau psikiater," katanya.

Tidak hanya itu, faktor penyebab insomnia lainnya juga bisa berasal dari kebiasaan mengkonsumsi alkohol, kopi, dan lainnya.

Lalu bagaimana mengatasi kasus insomnia?

Dwi menyarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter perihal kasus insomnia yang diderita. Selain itu, salah satu pengobatan untuk mengatasi insomnia tersebut bisa dengan melakukan terapi akupunktur.

Terapi Akupunktur

Orang yang mengalami susah tidur atau insomnia pada umumnya diberikan obat penenang untuk membantu merasa rileks sehingga mudah tidur.

Namun dengan pengembangan dari berbagai penelitian, akupunktur medik kini dapat dimanfaatkan untuk menangani berbagai gangguan kesehatan, termasuk insomnia.

Terapi akupunktur untuk insomnia terbilang aman karena terbukti meningkatkan produksi melatonin dan tidak menggunakan obat 9bahkan dapat menurunkan dosis penggunaan obat yang dikonsumsi pasien).

Baca juga: Benarkah Akupunktur Tingkatkan Kesuburan Pria?

Tingkat keamanan akupunktur didukung dengan berbagai jenis media yang dapat digunakan.

Saat ini, kata Dwi, akupunktur dapat menggunakan media berupa jarum, laser, benang, akupressur (tekanan dengan jari) dan lainnya. Pasien dengan alergi terhadap logam dapat menggunakan media selain jarum.

Penggunaan jarum juga dihindari bagi pasien yang daya tahan tubuhnya sedang menurun, karena dikhawatirkan luka yang terjadi saat terapi dapat menjadi akses masuk bagi bakteri atau virus.

Baca juga: Lebih Langsing dengan Akupunktur Telinga?

Selain itu, pasien dengan riwayat kejang atau epilepsi sebaiknya menghindari terapi akupunktur dengan media laser.

"Yang perlu diketahui, karena hanya memanfaatkan tubuh dari terapi akunktur dapat berbeda pada setiap orang,"ujarnya.

Meski secara umumnya, efek terapi akupunktur dapat terasa sejak terapi pertama. Sementara untuk kasus insomnia, biasanya memerlukan terapi sebanyak 10-12 kali sesi terapi, dengan penyesuaian terhadap perkembangan pasien selama terapi dilakukan.

Efek dari terapi akupunktur ini juga dapat bertahan di tubuh pasien meski sudah tidak diberikan rangkasan dari media terapi.

"Dengan efek yang bertahan setelah usainya terapi akupunktur ini, diharapkan dapat membentuk pola tidur yang baik pada pasien, sehingga gangguan tidur tidak kembali berulang," katanya.

TAG:

Insomnia? Terapi Akupunktur Bisa Bantu Mengatasinya

©2019 PT. Kompas Cyber Media

Tuesday, August 27, 2019

Redakan Nyeri Kemoterapi

KOMPAS.com — Menjalani terapi pengobatan melawan sel kanker atau kemoterapi dapat menimbulkan efek samping berupa rusaknya saraf periferal, terutama di bagian betis dan kaki, sehingga pasien akan menderita nyeri saat berjalan. Salah satu upaya yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi nyeri pada saraf ini adalah akupunktur.

Manfaat akupunktur dalam meredakan nyeri pasien kemoterapi telah dibuktikan dalam sebuah penelitian berskala kecil. Penelitian dilakukan dengan melibatkan enam pasien penderita neuropati periferal yang rutin melakukan akupunktur serta lima pasien lain sebagai kelompok kontrol.

Terapi akupunktur yang dilakukan meliputi penusukan 20 jarum pada tempat dan kedalaman spesifik selama 20 menit. Para pasien menjalani 10 sesi akupunktur selama tiga bulan.

Para peneliti kemudian melakukan tes pada saraf pasien sebelum dan setelah terapi akupunktur, serta enam bulan pasca-kemoterapi. Tes yang sama juga dilakukan pada lima pasien yang tidak menjalani akupunktur.

Pada kelompok pasien akupunktur, hasil tes menunjukkan adanya peningkatan kecepatan dan intensitas sinyal saraf. Sementara pada kelompok kontrol, kecepatan saraf mereka tak berubah.

Studi sebelumnya menyimpulkan, terapi akupunktur akan meningkatkan aliran darah di kaki sehingga bisa mengurangi kerusakan saraf.

Manfaat akupuntur medis

Liputan6.com, Jakarta Pengobatan akupunktur telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun lalu untuk mengobati macam penyakit dan gejala. Konsep akupuntur telah berkembang dari konsep tradisional klasik menjadi konsep akupuntur medik yang diterapkan berdasarkan kaidah kedokteran konvensional.

Secara harfiah, akupunktur adalah suatu tindakan medis dengan memasukkan jarum halus untuk menstimulasi “titik akupunktur” tubuh. Pengobatan akupunktur bermanfaat untuk memulihkan kesehatan dan kebugaran, melancarkan sirkulasi darah dan metabolisme tubuh.

Sejumlah penelitian di bidang kedokteran membuktikan efektivitas akupunktur dalam mengobati berbagai macam penyakit. Melalui berbagai macam penelitian dan uji klinis, World Health Organization (WHO) telah mengakui dan merekomendasikan untuk mengintegrasikan pelayanan akupunktur ke dalam Sistem Kesehatan Nasional masing-masing negara, termasuk di Indonesia. Akupunktur terbukti sangat efektif dalam mengatasi berbagai macam penyakit, khususnya dalam mengurangi dan mengobati nyeri.

Beberapa manfaat dan penyakit yang dapat diterapi dengan akupunktur.

- Memperbaiki sirkulasi darah dan metabolisme tubuh

- Meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh

- Membantu mengurangi nyeri, seperti nyeri kepala, migrain, nyeri punggung-pinggang, nyeri leher bahu, nyeri lulut, arthritis/radang sendi

- Gangguan pencernaan, nyeri lambung, mual, muntah

- Gangguan hormonal

- Gangguan pernapasan, asma, batuk, flu

- Gangguan saraf, rehabilitasi penderita pasca stroke.

Amankah tindakan akupunktur?

dr. Yovita Wijaya, Akp menjelaskan bahwa akupunktur sangat aman dengan efek samping yang minimal sekali apabila dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan terlatih. Metode terapi akupunktur tanpa menggunakan obat-obatan juga terbukti efektif dalam mengobati berbagai macam penyakit, khususnya dalam mengurangi rasa nyeri. 

"Tindakan akupuntur dengan menggunakan jarum steril sekali pakai sehingga mencegah penularan penyakit infeksi antar pasien. Akupunktur aman untuk segala usia termasuk pada anak-anak," jelas dr. Yovita Wijaya, Akp

Semakin banyaknya klinik dan praktisi kesehatan yang menawarkan terapi akupuntur menjadi bukti bahwa akupunktur mulai banyak digemari oleh semua kalangan, baik usia tua, muda maupun anak-anak sebagai salah satu pengobatan pilihan.

Sunday, August 18, 2019

Akupuntur Lengkapi Pengobatan Depresi

KOMPAS.com - Akupuntur bisa jadi bagian yang melengkapi dalam pengobatan pasien depresi. Studi baru yang diterbitkan di jurnal PLOS Medicine membuktikan, menambahkan terapi akupuntur atau konseling dalam pengobatan depresi bisa membantu menurunkan gejala depresi.

“Studi kami adalah yang pertama secara seksama mengevaluasi dampak akupuntur secara klinis dan ekonomis serta konseling untuk pasien dalam perawatan yang mewakili pasien yang terus mengalami depresi dalam perawatan,” kata peneliti Dr. Hugh MacPherson dari Departemen Ilmu Kesehatan University of York.

Meski begitu, MacPherson mengakui diperlukan riset lebih jauh untuk meneliti lagi soal manfaat akupuntur untuk pengobatan depresi itu.

Studi acak terkontrol itu melibatkan 302 pasien yang menjalani 12 sesi mingguan akupuntur sebagai tambahan terapi pengobatan depresi. Sebanyak 302 pasien menjalani sesi mingguan konseling sebagai tambahan pengobatan dan 151 pasien hanya mendapatkan pengobatan biasa tanpa tambahan konseling dan akupuntur.

Peneliti menemukan pasien yang diberikan akupuntur dan konseling ternyata memiliki skor depresi yang rata-rata lebih rendah tiga bulan kemudian dibandingkan dengan mereka yang hanya mendapatkan pengobatan biasa.

Namun peneliti mencatat bahwa dalam tempo sembilan bulan hingga setahun setelah intervensi tersebut, skor depresi sangat membaik dalam kelompok pengobatan biasa. Skor mereka kurang lebih sama dengan kelompok yang mendapatkan konseling dan akupuntur.

Penelitian ini bukanlah pertama kalinya mengungkapkan manfaat akupuntur untuk pengobatan depresi. Studi sebelumnya di Harvard membuktikan bahwa akupuntur bisa membantu meringankan depresi pada wanita hamil.

Sebelumnya studi kecil di jurnal PLOS ONE membuktikan elekroakupuntur, metode yang menggunakan arus listrik kecil lewat jarum akupuntur, bisa membantu mengobati depresi ketika dikombinasikan dengan pengobatan biasa.

Hipertensi, Waspadailah


HIPERTENSI atau tekanan darah tinggi saat ini merupakan penyakit yang umum terjadi di masyarakat. Tak jarang para penderitanya tidak menyadarinya karena penyakit ini tidak mempunyai gejala khusus dan datang tibat-tiba. Padahal jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi berisiko besar membuat penderitanya meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, jantung atau gagal ginjal.

Tingginya angka epidemologi hipertensi di dunia, telah mendorong dilakukannya berbagai penelitian yang bertujuan untuk menekan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit ini. Penelitian tersebut tidak saja ditujukan untuk mengontrol tekanan darah, tapi juga untuk melindungi organ-organ vital dari kerusakan akibat hipertensi.

Termasuk hasil studi ONTARGET (Ongoing Telmisartan Alone and in combination with Ramipril Global Endpoint Trial). Studi ini melakukan pengujian klinis bersifat acak, double- blind yang mengevaluasi lebih dari 25.260 pasien yang berisiko tinggi terhadap kardiovaskular. ONTARGET bukanlah studi hipertensi, karena pasien dengan tekanan darah >160/100 mmHg tidak diikut sertakan, namun mengikutsertakan pasien dengan tekanan darah normal dan terkontrol.

Studi yang telah dievaluasi oleh Boehringer Ingelheim yang dilakukan di sembilan negara Asia, China, Taiwan, Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, India, Jepang dan Korea pada 2001, telah dilaporkan hasilnya pada 31 Maret 2008. Membuktikan, jika Telmisartan, merupakan obat anti hipertensi golongan Angiotensin II Receptor Blocker (ARB) modern. Yang bisa memberikan perlindungan setara dengan ramipril yang merupakan golden standar pengobatan hipertensi. Dan Telmisartan dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovakular.

dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP(K), selaku Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia mengatakan, jika penyakit kardiovaskular merupakan suatu terminologi untuk gangguan yang menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Yang bisa mengakibatkan serangan jantung, stroke, nyeri dada (angina), kerusakan sementara pada penglihatan, kemampuan berbicara, sensasi gerakan (mini stroke atau transient ischemic attack). Hingga morbiditas atau kejang lengan dan kaki (caludication) , dan penyakit ini menyebabkan kematian atau kecacatan dalam hitungan detik.

"Setiap dua detik, satu orang meninggal karena penyakit kardiovaskular, " ujar dr. Ann-panggilan akrabnya, saat memberikan penjelasan tentang pentingnya studi ONTARGET, di Hotel Mulia, Jakarta.

Dokter yang juga menjadi ahli jantung di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta ini menuturkan, jika kardiovaskular penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Sekitar 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular pada tahun 2005. Diantara 17,5 juta ini tercatat 7,6 juta karena penyakit jantung koroner dan 5,7 juta karena stroke. Dan hipertensi merupakan faktor risiko yang paling banyak menyebabkan morbiditas dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Faktor yang dapat dikendalikan untuk kardiovaskular :
- Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah
- Hipertensi
- Diabetes Militus
- Obesitas
- Gaya hidup ; kurang gerak, merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan

Faktor yang tidak dapat dikendalikan :
- Usia
- Jenis kelamin
- Riwayat penyakit kardivaskular pada keluarga

Tanpa Obat, Sakit Kepala Lenyap

kompas.com  
Beberapa jenis perawatan nonfarmasi semisal latihan fisik, latihan rileksasi, dan akupuntur dapat memberi kesembuhan jangka panjang kepada penderita sakit kepala jenis tegang urat (tension-type headaches).

Penghentian pemberian analgesik penting sebagai langkah pertama pemberian terapi untuk sakit kepala tegang urat itu karena seringnya penggunaan obat penghilang rasa sakit malah bisa menyebabkan sakit kepala menjadi kronis.

Begitu Dr. Elisabeth Soderberg bersama tim dari Sahlgrenska Academy, Goteborg University, Swedia, melaporkan hasil penelitiannya di jurnal Cephalalgia.

Dalam penelitian, secara acak tim riset meminta 90 pasien yang rata-rata sudah tujuh tahun mengalami sakit kepala tegang urat, untuk menjalani latihan olahraga, latihan rileksasi, atau akupuntur. Peneliti mengategorikan sakit kepala tegang urat kronis bila sakit berlangsung setidaknya 15 hari dalam sebulan dan berlangsung enam bulan berturut-turut.

Selama empat pekan sebelum perawatan, para pasien ditugaskan mencatat karakteristik sakit kepala yang mereka alami. Pencatatan itu terus dilakukan selama empat pekan menjalani pelatihan dan terus berlanjut hingga tiga dan enam bulan setelah perawatan.

Penggunaan akupuntur dilakukan di titik-titik yang direkomendasikan menggunakan 10 sampai 12 jarum, 30 menit per minggu, selama 10 hingga 12 minggu. Latihan olahraga diarahkan pada otot-otot bahu dan leher, masing-masing selama 100 kali, dan ditambah pula dengan mengayuh sepeda ergonomik serta peregangan.

Sementara latihan rileksasi mencakup latihan pernapasan, teknik mengendalikan stres, serta bagaimana bersikap rileks selama beraktivitas dan dalam menjalani hidup sehari-hari.

Hasilnya, dibanding pengobatan terdahulu, akupuntur dan latihan rileksasi secara signifikan mengurangi intensitas sakit kepala hingga tiga sampai enam bulan. Sementara latihan fisik mengurangi intensitas dan bahkan membebaskan sakit kepala sebagian pasien hingga enam bulan. Soderberg dan tim bilang, hasil terbaik bisa diperoleh dengan kombinasi ketiga teknik tersebut.

Thursday, August 15, 2019

Akupuntur Lebih baik daripada aspirin

AKUPUNTUR atau tusuk jarum bekerja lebih baik dibanding aspirin dalam mengurangi sakit kepala kronis berat dan kerap. Demikian laporan para ilmuwan Amerika Serikat menyimpulkan, Senin (1/12) lalu.

Sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Duke yang melibatkan nyaris 4.000 pasien dengan gangguan migrain, tegang di kepala dan beragam bentuk sakit kepala kronis lain membuktikan bahwa penggunaan akupuntur untuk mengurangi sakit kepala 62 persen lebih efektif dibanding dengan obat yang hanya mampu mengurangi nyeri kepala hingga 45 persen.

"Akupuntur telah menjadi alat pengobatan favorit untuk berbagai keperluan mulai dari meningkatkan kesuburan hingga mengurangi nyeri setelah operasi karena memang dari pengalaman mereka teknik ini efeknya minimal dan murah dibanding pilihan pengobatan lain," ujar Dr. Tong Joo Gan, kepala peneliti.

Menurut Tong, analisis dari penelitian ini membuktikan betapa hebatnya akupuntur dalam mengurangi nyeri kepala kronis. Dalam tulisan di Jurnal Anestesia dan Analgesia, tim peneliti menyebutkan 53 persen pasien yang menggunakan akupuntur merasa terbantu atau dikurangi rasa nyerinya dibanding mereka yang tidak menggunakan jarum, sekitar 45 persen.  

"Salah satu hal penting yang perlu diketahui banyak orang dalam penggunaan jarum akupuntur ini adalah bahwa teknik ini sama sekali tidak menyakitkan meski ditusuk jarum," ujar Gan. "Ini merupakan metode yang dapat melepaskan pembunuh rasa sakit (pain killer) alami dari dalam tubuh sendiri." Dengan kata lain, tusukan jarum ini merangsang painkiller yang dimiliki tubuh untuk keluar. Akibatnya, nyeri kepala berkurang.

Penelitian ini intinya hendak mengatakan, dari enam pasien, lima orang merasa orang baik kembali dan tidak merasa sakit berkat akupuntur. Penelitian lain membuktikan bahwa akupuntur mampu menyingkirkan nyeri yang biasa terjadi usai operasi di kepala, kanker leher, bahkan mengurangi rasa panas dan gejala menopause lain, juga mengurangi efek kemoterapi seperti mual.

Akupuntur Ringankan Nyeri pada Penderita Fibromyalgia

KOMPAS.com - Lewat akupuntur, sepuluh minggu setelah pengobatan, skor nyeri yang dialami pasien, rata-rata turun 41 persen dibandingkan dengan pasien yang diberi simulasi pengobatan akupuntur. Manfaat tersebut masih terlihat setelah satu tahun.

"Akupuntur adalah pilihan terapi yang aman dan baik untuk pengobatan pasien dengan fibromyalgia," kata Dr Jorge Vas, pemimpin peneliti pain treatment unit di Dona Mercedes Primary Health Center, Seville, Spanyol.

 
Pasien fibromyalgia memiliki sakit kronis, yang berhubungan dengan kelelahan, pola tidur yang buruk dan depresi.

Kondisi ini memengaruhi 5 persen dari populasi, kata Vas. Antara 80 hingga 90 persen pasien fibromyalgia adalah perempuan.

 
Menurut penulis penelitian, sembilan dari 10 pasien mencoba beberapa bentuk terapi alternatif seperti pijat atau akupuntur, selain tetap meminum obat untuk sakit mereka.

 

"Akupuntur dan obat tradisional memiliki tempat dalam mengobati fibromyalgia," kata Dr Alexander Rances, seorang ahli akupuntur, spesialis manajemen rasa sakit dan dokter di Rumah Sakit North Shore University, Manhasset, N.Y.

 
"Kombinasi Barat serta obat tradisional Cina mungkin menawarkan pasien dengan terapi terbaik," katanya.

Dengan akupunktur, jarum yang sangat tipis dimasukkan melalui kulit pada titik-titik tubuh strategis untuk mengobati rasa sakit.

 
Pengobatan fibromyalgia biasanya dimulai dengan obat-obatan seperti obat nyeri saraf Lyrica (pregabalin), jika itu gagal atau kurang efektif, dokter bisa menyarankan akupuntur, kata Rances.

 
Untuk penelitian ini, Vas dan rekan secara acak memilik 153 pasien yang didiagnosis dengan fibromyalgia untuk diberikan akupuntur dan simulasi akupunktur. Pasien tersebut mendapat sembilan perawatan mingguan, setiap sesi berlangsung 20 menit.

 
"Meskipun peserta tetap diizinkan untuk menjalankan pengobatan farmakologis mereka terlebih dahulu, ketika studi itu selesai, pasien yang menerima akupuntur meminum obat dengan jumlah lebih sedikit dibanding kelompok yang diberikan simulasi akupuntur," kata Vas.

 

Pada 10 minggu, enam bulan dan 12 bulan setelah pengobatan, pasien ditanya tentang tingkat nyeri, depresi dan kualitas fisik dan mental hidup mereka.

 
Efek akupuntur

Satu tahun setelah pengobatan, pasien yang diberikan akupuntur sebenarnya rata-rata memiliki penurunan skor nyeri mereka sebesar 20 persen, dibandingkan dengan 6 persen di antara mereka yang hanya mendapat terapi simulasi, kata peneliti.

 

Skor pada Kuesioner Dampak Fibromyalgia, yang mengukur bagaimana kondisi ini memengaruhi kehidupan pasien, juga berbeda antar kelompok.

Pengurangan terlihat dari 35 persen pada 10 minggu, dan lebih dari 22 persen pada satu tahun, bagi yang mereka diberi akupuntur nyata, dibandingkan dengan 24,5 persen dan 5 persen, mereka yang diiberi simulasi akupuntur, kata para peneliti.

 
Selain itu, setelah 10 minggu, tekanan rasa sakit dan jumlah poin kelelahan juga meningkat lebih banyak pada pasien yang diberikan akupuntur nyata. Begitupula ukuran kelelahan, kecemasan dan depresi, kata Vas.

 

Meski konsumsi obat berkurang, pasien akupuntur menggunakan obat antidepresan lebih tinggi setelah satu tahun, yang mungkin memiliki efek pendorong hasil positif, katanya. Laporan ini dipublikasikan secara online pada 15 Februari di Journal Acupuncture in Medicine.

 

Dr. Allyson Shrikhande adalah physiciatrist, seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam rehabilitasi di Lenox Hill Hospital di New York City. Dia setuju bahwa penggunaan antidepresan bisa menjadi "faktor yang signifikan untuk perbaikan lanjutan mereka."

 

Namun, Shrikhande mengatakan, "Temuan dalam penelitian ini membantu menunjukkan bahwa akupuntur adalah pengobatan yang aman dan efektif untuk pasien nyeri kronis."

 

Banyak pasien dengan fibromyalgia memiliki sistem saraf pusat yang tidak diatur, berarti berlimpahnya sinyal rasa sakit yang dikirim ke otak, kata Shrikhande.

 

"Akupuntur dapat menenangkan atau menenangkan sistem saraf dan membantu memperlambat sinyal rasa sakit ke otak. Akupuntur juga dapat meningkatkan aliran darah, yang dapat meningkatkan oksigenasi jaringan," katanya lagi.

Akupuntur aman bagi anak anak

WASHINGTON, KOMPAS.com - Penggunaan akupunktur sebagai metode pengobatan alternatif untuk membantu mengatasi masalah kesehatan anak belum banyak dilakukan di Tanah Air. 

Terapi yang merupakan bagian dari kedokteran tradisional Tingkok ini memang tampak sedikit menyeramkan bagi pasien. Pasalnya, pengobatan menggunakan jarum-jarum kecil yang ditusukkan ke dalam permukaan kulit di sejumlah titik tertentu.

Meski tampak menyeramkan, metode pengobatan tradisionel  ini ternyata dinilai aman bagi anak-anak. Para ahli Kanada seperti yang dimuat dalam jurnal Pediatrics edisi online, Senin (21/11) menyatakan terapi akupuntur relatif aman untuk anak-anak selama itu dilakukan oleh praktisi yang tepat dan terlatih.

Kesimpuan itu dinyatakan peneliti dari University of Alberta setelah mengkaji data dari 37 studi mengenai akupuntur selama 60 tahun.  Studi-studi ini melibatkan anak-anak dari yang baru lahir sampai yang berusia 17 tahun dan meneliti kaitan antara tusuk jarum dan beragam kasus mengenai efek buruknya bagi anak-anak.

Mereka menemukan,  dari 279 kasus yang diidentifikasi, 253 bersifat ringan, satu sifatnya sedang dan 25 sifatnya serius. Dampak serius meliputi pendarahan, infeksi dan gangguan jantung serta paru-paru.

Namun peneliti menyatakan, dampak serius yang timbul berkaitan dengan kondisi sub-standard dari penyedia perawatan, dan bukan akibat dari teknik akupunktur itu sendiri. Para peneliti menyimpulkan, di tangan tenaga yang terlatih, terapi akupunktur pada anak-anak aman.    

Akupunktur sendiri sudah hadir sejak ribuan tahun lalu, dan teori tradisional China menyatakan penempatan jarum membantu keseimbangan aliran energi tubuh, yang disebut "qi". Akupunktur biasanya digunakan untuk mengobati beragam keluhan seperti sakit kepala, migren, nyeri punggung dan persendian, kram, dan mual akibat kemoterapi.  Di Amerika Serikat, praktik akupuntur pada anak-anak sudah banyak dilakukan dengan jumlah estimasi per tahunnya mencapai 150 ribu anak.
  

©2019 PT. Kompas Cyber Media


Akupuntur Dapat Mengatasi 5 Penyakit Ini

KOMPAS.com - Dahulu, terapi akupunktur memang hanya dikenal di dunia pengobatan timur. Tetapi kini, pengobatan barat pun sudah mulai mengadopsinya. Akupuntur bekerja dengan cara memasukkan atau memanipulasi jarum ke dalam "titik akupunktur" tubuh.

Menurut ajaran ilmu akupunktur, metode ini akan memulihkan kesehatan, kebugaran, dan khususnya sangat baik untuk mengobati rasa sakit. Beberapa ahli telah mengakui efektivitas pengobatan tradisional asal Tiongkok ini, khususnya dalam mengobati berbagai penyakit seperti di bawah ini:

1. Nyeri

Lebih dari selusin penelitian selama dekade terakhir telah menunjukkan bahwa akupunktur lebih efektif ketimbang pengobatan konvensional untuk mengobati osteoartritis lutut dan nyeri punggung bawah, kata Dr Brian Berman, direktur  Center for Integrative Medicine University of Maryland, AS. Bahkan, akupuntur juga telah dipercaya ampuh untuk mengurangi gejala migrain.

2. Gangguan pencernaan

Sejak dahulu, akupunktur sudah dipercaya mampu mengatasi gejala muntah dan mual, menurut hasil studi dari National Institutes of Health consensus panel.

"Pengobatan akupuntur melepaskan neurotransmitter yang menenangkan, seperti serotonin dan dopamin, dan mengurangi hormon stres," kata Alex Moroz, MD, seorang ahli akupunktur dan direktur Integrative Musculoskeletal Medicine Program dari Rusk Institute Rehabilitation Medicine, NYU Langone Medical Center.

Sementara itu Geovanni Espinosa, ND,  direktur  Integrative Urology Center di NYU Langone Medical Center menuturkan, "neurotransmiter dapat menenangkan sistem saraf dan menyebabkan kantuk, tetapi juga dapat menenangkan pencernaan." Selain itu, tusukan jarum akupuntur juga dapat melemaskan kontraksi otot di perut, menurut hasil penelitian para ilmuwan dari Duke University School of Medicine.

3. Efek samping kemoterapi

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa akupunktur tidak hanya mengurangi gejala mual dan nyeri pada pasien yang tengah menjalani kemoterapi. Tetapi juga membantu meringankan gejala-gejala neurologis seperti pusing, gatal atau kesemutan.

Tidak hanya itu, akupuntur juga dapat membantu mengurangi efek dari rasa sakit terus menerus, kelelahan, depresi, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Terapi pengobatan akupuntur juga mampu merangsang produksi fibroblast, sel-sel jaringan ikat yang membantu menyembuhkan luka.

4. Hot flashes

Akupunktur bekerja dengan cara mengatur sistem vasomotor (bagian dari sistem saraf yang mengontrol diameter pembuluh darah), yang mempengaruhi tekanan darah, denyut jantung, dan pelebaran pembuluh darah - yang semuanya memainkan peran  dalam memberikan efek panas pada tubuh.

Sebuah riset menunjukkan, akupuntur dapat membantu mengurangi hot flashes sebesar 50 persen dan manfaatnya akan bertahan hingga 3 bulan setelah Anda selesai menjalani terapi akupuntur.

5. Stres, cemas, dan depresi ringan

Akupunktur dapat menangkal stres dengan cara melepaskan neurotransmitter seperti hormom endorfn dan mengurangi produksi hormon stres seperti kortisol. Terapi ini juga membantu meningkatkan sirkulasi darah sehingga melancarkan distribusi oksigen ke jaringan tubuh dan melepaskan kortisol (hormon stres)

7 Penyebab stroke di usia muda

KOMPAS.com - Stroke juga bisa menyerang mereka yang berusia muda, berada pada usia produktif.

Dilansir dari Hello Sehat, seranganstroke pada usia muda dipicu oleh kondisi dan gaya hidup tidak sehat.

Sebuah survei yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC)  menyebutkan bahwa tingkat stroke di kalangan anak muda meningkat tajam.

Everyday Health menuliskan, survei itu tidak memasukkan penyebab stroke, tetapi dokter berpikir bahwa risiko stroke yang umum seperti obesitas dan tekanan darah tinggi di kalangan remaja dan dewasa muda mungkin sebagian yang harus disalahkan.

Peningkatan angka penderita stroke dalam usia muda disebut mengkhawatirkan. 

Profesor kedokteran dan Direktur Medis Pusat Jantung untuk Wanita di Rush University Medical, Chicago, AS, Annabelle Volgman, MD, mengatakan, ada sejumlah faktor risiko stroke dapat berkontribusi pada peningkatan tersebut.

Faktor itu di antaranya obesitas, tekanan darah tinggi, dan penggunaan kontrasepsi di kalangan wanita.

Yang membedakan adalah jenis stroke yang dialami, apakahstroke iskemik (sumbatan) atau stroke hemoragik (perdarahan).

Pasien penderita stroke pada usia muda lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan.

Alasannya, perempuan pada usia produktif atau usia muda masih memproduksi hormon estrogen yang secara alami membuat dinding pembuluh darah menjadi lebih baik.

Sementara, pada usia lanjut, potensi terkena stroke sama besarnya.

Hal ini karena kadar estrogen di dalam tubuh kian lama kian berkurang.

Umumnya, stroke yang sering menyerang para penderita baik pasien lansia maupun usia muda adalah jenis stroke iskemik (sumbatan).

Pemicu stroke pada usia lanjut antara lain hipertensi, kolesterol, diabetes, dan berbagai kondisi kesehatan lainnya.

Sedangkan pemicu stroke pada usia muda berbeda dengan pemicu stroke pada usia lanjut.

Ada faktor-faktor atau kondisi kesehatan lain yang bisa menjadi penyebab stroke di usia muda.

Berikut 6 pemicu stroke pada usia muda:

1. Kelainan pada jantung

Salah satu penyebab stroke di usia muda adalah kelainan pada jantung.

Ada beberapa jenis kelainan yang mungkin bisa terjadi, baik katup maupun pada sekat jantung yang mengalami kebocoran.

Kelainan jantung juga bisa karena faktor bawaan atau sudah terjadi sejak lahir.

Pompa jantung akan terganggu diakibatkan seseorang tersebut mengalami kelainan pada jantungnya dan dapat menyebabkan saat darah dipompa keluar jantung, akan ada darah yang tersisa di dalam jantung.

Sisa darah dalam jantung tersebut nantinya akan menggumpal dan berpotensi terlepas atau keluar dengan sendririnya menuju otak sehingga terjadi emboli.

Emboli sendiri adalah hambatan pada aliran pembuluh darah di otak yang dapat menyebabkan stroke.

Kondisi tersebut biasa dikenal dengan nama kardioemboli.

2. Penyumbatan pada pembuluh darah

Penyumbatan pembuluh darah juga menjadi salah satu pemicu stroke pada usia muda.

Kelainan yang dapat menyebabkan kondisi ini terjadi pada penyakit takayusu dan moyamoya.

Takayusu sendiri adalah penyakit di mana pembuluh darah pada otak menyempit atau buntu sama sekali.

Sementara, moyamoya adalah penyempitan pembuluh darah di area leher menuju otak.

Jika salah satunya terjadi, dapat meingkatkan potensi stroke di usia muda.

3. Darah yang mengental

Orang yang memiliki kondisi antiphospholipid syndrome, darah di dalam tubuhnya cenderung menggumpal sehinga saat mengalir di dalam tubuh dan melewati pembuluh darah yang lebih kecil atau lebih sempit.

Darah tersebut akan menyangkut dan menyumbat.

Anak-anak yang mengidap talasemia juga bisa terkena stroke.

Alasannya, hemoglobin (Hb) pada penderita talasemia cenderung rendah, hal tersebut bisa memicu stroke.

4. Arteriovenous Malformation (AVM)

Orang dengan kondisi seperti ini biasanya terjadi kelainan pembentukan arteri dan vena berupa anyaman dengan dinding tipis yang mudah sekali pecah sehingga menyababkan perdarahan di otak dan susmsum tulang belakang.

Perdarahan inilah yang menyebabkan stroke hemoragik.

5. Aneurisma

Pada penderita Aneurisma, pembuluh darah akan membesar seperti balon.

Namun, pembujuh darah juga akan menipis sehingga mudah pecah.

Jika pembuluh darah di dalam otak pecah, akan terjadi perdarahan yang berujung pada stroke hemoragik di usia muda.

6. Kelainan Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)

Jika seseorang mengalami kelainan seperti ini, jumlah trombosit atau keping darah yang ada dalam tubuhnya akan sangat rendah.

Kepalanya akan mudah terjadi kebocoran saat ada benturan atau sesuatu yang mengguncang kepalanya.

Hal tersebut terjadi karena jumlah keping darah yang seharusnya bisa menutup kebocoran akibat benturan atau guncangan itu, tidak mencukupi.

7. Kelainan pembekuan darah

Hemofilia adalah salah satu kelainan yang mungkin terjadi pada pembekuan darah.

Kondisi seperti ini merupakan kelainan bawaan langka yang dapat menyebabkan darah sulit membeku, dan bisa menyebabkan seseorang mudah mengalami perdarahan.

Yang paling dikhawatirkan adalah saat kelainan tersebut terjadi di otak sehingga penderita mengalami stroke hemoragik.